Setiap Tahun Terjadi Dua Juta Aborsi Terjadi 2014 - Alasan aborsi antara lain kehamilan tidak diinginkan, faktor ekonomi, pemerkosaan, si ibu mengidap penyakit jantung, traumatik, dan alasan sosial. Dari alasan yang beragam itu, menurut Hartono, tidaklah mengherankan bila peminat aborsi dari waktu ke waktu semakin banyak dan metode yang digunakan juga semakin beragam, meski tak aman.
Dokter spesialis kandungan tersebut memberikan contoh makin meluasnya penggunaan obat dengan merek dagang Cytotec obat aborsi yang indikasinya digunakan untuk obat maag, namun justru sengaja disalahgunakan untuk menggugurkan kandungan.
Obat yang memiliki nama generik Misosprostol yang memiliki kontraindikasi (larangan) dikonsumsi wanita hamil dan menyusui itu justru efek sampingnya yang dimanfaatkan untuk aborsi oleh si pen jual obat aborsi .
Dilematis
Anehnya, obat itu bisa diperoleh dengan mudah di apotek, meskipun seharusnya ditebus dengan resep dokter. Hartono juga mengatakan, banyak iklan di surat kabar menawarkan atau menjual obat aborsi beragam ramuan yang bisa melancarkan kembali menstruasi yang tujuan akhirnya untuk menggugurkan kandungan. "Kalau kandungannya gugur, berarti wanita itu bisa menstruasi lagi," katanya.
Menurut dia, pengguguran kandungan memang persoalan dilematis karena secara hukum memang dilarang, seperti diatur dalam Pasal 80 Undang-Undang Nomor 32/1992 tentang Kesehatan, Pasal 76 UU No 29/1974 tentang Praktik Kedokteran dan Pasal 348 KUHP.
Di sisi lain, tingkat kebutuhan dan faktor kemanusiaan membuat dokter berada dalam posisi yang sulit.
Dalam rapat yang dipimpin Sekretaris Komisi E DPRD Jateng Thontowi Jauhari itu, Direktur Reserse Polda Jateng Kombes Pol Zulkarnaen mengemukakan, sepanjang 2006 terdapat dua kasus jual obat aborsi yang dilakukan dokter gadungan Hanung Prabowo dan dokter Kokok Hadyanto, yang tidak memiliki spesialisasi kandungan.
"Perkara Hanung sudah disidangkan dan perkara dokter Kokok sudah dilimpahkan ke kejaksaan," kata Zulkarnaen.
Dua dari puluhan wanita hamil yang minta digugurkan kandungannya oleh dokter Kokok, kata dia, dilakukan seizin suaminya. Zulkarnaen menambahkan, dari pantauannya di Solo, Pekalongan, dan Pati, sejauh ini tidak ada praktik aborsi, sedangkan di Karesidenan Kedu sampai sekarang belum ada laporan. (H7,G17-41n). Hingga terjadi seperti dalam berita mahasiswa tertangkap karena aborsi